Senin, 11 Juli 2011

Refleksi Keluarga Berencana

“Pengalaman adalah Guru Yang Paling Baik”
Itulah peribahasa yang sering kita dengar, dan begitu pentingnya untuk disimak maknanya sehingga membangkitkan semangat kita dalam menghadapi kegagalan dan keberhasilan yang telah di alami. Kemudian  dapat mengambil pelajaran untuk masa yang akan datang bagi diri kita sendiri dan bisa berbagi diajarkan kepada yang lainnya agar tidak mendapatkan permasalahan seperti yang telah dialami oleh kita. Bukankah ini juga tugas ulama, memberi penerangan untuk kemaslahatan kehidupan dunia dan ahirat? Karena tugas ulama memberikan penerangan bukan hanya berkaitan dengan kehidupan ukhrowi tapi juga untuk kemaslahatan duniawi dengan jalan yang diridlai allah SWT.
Begitu banyak pengalaman-pengalaman yang telah dialami perempuan dengan berbagai perstiwa pahit di berbagai sektor ; seperti sosial, ekonomi, kesehatan, dan politik. Dengan  bentuk yang beraneka ragam mulai dari KDRT, dimarjinalkan, diajadikan objek, dieksploitasi  bahkan sebagai mesin produksi. Kita perempuan dapat menjadi subjek dan dapat menjadi ulama dan daiyah, kapanpun, dimanapun dan sebagai apapun. Dengan bekal pengalaman dari berbagai peristiwa kita dapat dakwah menyampaikan pelajaran yang dapat dipetik dari peristiwa itu.
                      Seperti halnya menyampaikan kesehatan reproduksi atau kespro  dan alat kontrasepsi yang digunakan untuk mengikuti program keluarga berencana, tergerak dari peristiwa-peristiwa yang telah dialami atau menyaksikan penderitaan  perempuan disekitar komunitas kita. Dengan berbagai peristiwa yang dialami seperti kenapa terjadi keguguran sewaktu hamil, hamil tidak sehat sehingga ahirnya harus diaborsi atau peristiwa kelainan setelah melahirkan, dan isu-isu tentag kegalan memakai alat kontrasepsi dengan berbagai keluhan, bahkan kenapa sampai meninggal setelah mengalami proses melahirkan ? dan banyak lagi yang lainnya.  pengalaman pahit tersebutyang dapat diambil hikmahnya untuk disampaikan kepada yang lain agar tidak mengalami peristiwa pahit yang telah dialami kita. Sehingga tergerak juga untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan refroduksi dan berkaitan juga dengan alat kontrasepsi, yang kemudian dapat menyampaikan kembali kepada sesama perempuan di sekitar kita khususnya juga kepada yang lain umunya.
                      Bukankah tugas ulama perempuan menyampaikan hal ini, karena ulama laki-laki tidak pernah mengalami hal-hal semacam itu, kalau tidak dari perempuan maka penyampaiannya akan berbeda dengan fakta. Dan hal ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk mendapatkan informasi yag begitu jelas, sehingga perempuan mengerti dan masyarakat juga mengerti permasalahannya dan memilih dengan bebas alat kontrasepsi apa yang dapat memberi kenyamanan sesuai dengan kondisi badannya.
Seperti halnya yang telah dialami seseorang berkaitan untuk memilih alat kontrasepsi atau mengikuti program  Keluarga Berencana, mereka akan mendengarkan tentang pengalaman perempuan yang telah mengikuti program Keluarga Berencana dan alat kontrasepsi yang digunakan. Terkadang  mereka akan lebih menerima cerita pengalaman orang dari pada mendengar   bidan atau dokter. Di sini sangatlah dibutuhkan peran ulama perempuan dalam yang menggali dari berbagai pengalaman dari dirinya sendiri atau dari pengamatan di lingkungan sek tar, yang dapat mengayomi , mendampingi dan memberi petunjuk yang sesuai dengan kesehatan dan tidak bertentangan dengan ajaran agama islam.

Sabtu, 02 Juli 2011

FUNGSI SEJARAH

A. CIRI-CIRI PERISTIWA SEJARAH
1. Peristiwa yang abadi karena peristiwa yang sudah terjadi tidak bias berubah-ubah dan dikenang setiap masa.
2. Peristiwa yang unik karena peristiwa itu hanya terjadi satu kali dan tidak pernah terulang kembali peristiwa yang persis sama untuk kedua kalinya.
3. Peristiwa yang penting dan dapat dijadikan suatu momentum dan suatu pelajaran karena mempunyai arti dalam menentukan kehidupan orang banyak.

B. TUGAS POKOK ILMU SEJARAH
Ilmu sejarah bertugas untuk membuka kegelapan masa lampau umat manusia, memaparkan kehidupan manusia dalam berbagai aspek kehidupannya serta mengikuti perkembangannya dari masa yang paling tua sampai hari ini.
M. Rostovtzeff, 1964. Ilmu sejarah bertujuan unutk memperoleh gambaran mengenai perkembangan sejarah umat manusia pada masa lampau dengan cara menyelidiki dan mengkaji segala peristiwa dan fenomena dalam masyarakat manusia secara selektif, kemudian disusun secara kronologis-korektif dan sistematis sehingga diperoleh gambaran yang utuh dan jelas mengenai masa lampau dalam berbagai bentuk dan corak.

C. RUANG LINGKUP ILMU SEJARAH
Objek studi atau ruang lingkup sejarah dapat dibedakan menjadi dua macam :
1. Sejarah dalam arti luas :
a.  Sejarah sebagai kenyataan dalam arti luas (in sensu lato, in broader sense) yang meliputi segala sesuatu yang pernah terjadi dalam perikehidupan manusia, serta semua gejala alamiah.
b. Semua peristiwa baik yang bersifat alamiah maupun bersifat insaniah yang terjadi pada masa lampau (sejarah sebagai aktualitas, kenyataan, peristiwa, in concerto).
2. Sejarah dalam arti terbatas (in sensu strict; in narrower sense):
Dimulai dari saat adanya kehadiran manusia di dunia ini : manusia sebagai ciptaan Allah SWT adalah mahluk budaya (homo sapiens) antara lain memiliki aspek-aspek sebagai homo socius atau zoon politicon (mahluk sosial) dan sebagai zoon historikon (mahluk bersejarah).

D. KONSEP WAKTU DALAM SEJARAH
Konsep waktu dalam sejarah : waktu masa lampau atau waktu yang lalu adalah sesuatu yang penting dalam batasan sejarah karena suatu peristiwa atau kejadian yang tidak memiliki hubungan dengan kehidupan masyarakat manusia yang terjadi pada masa lampau bukanlah suatu peristiwa sejarah.
Kejadian-kejadian pada masa lalu tidak pernah terputus dari rangkaian kejadian masa kini dan masa yang akan datang, sehingga waktu dalam perjalanan sejarah adalah suatu kontinuitas                   (kesinambungan).
Klasifikasi waktu dalam ilmu sejarah menghasilkan pembagian waktu berupa : periode, zaman, babakan waktu atau masa dan kurun. Kurun ialah kesatuan waktu yang isi, bentuk maupun waktunya tertentu.
1. Periodisasi  atau pembabakan waktu : salah satu proses strukturisasi waktu dengan pembagian atas beberapa babak, zaman atau periode. Periode dipandang sebagai suatu unit waktu dengan memberikan ciri-ciri tertentu. Setiap penggolongan atau pembagian (kategorisasi) selalu diperlukan adanya criteria (ukuran), maka disini periodisasi senantiasa memerlukan criteria juga, yaitu cirri-ciri yang membedakan satu dari yang lainnya. Dalam periodisasi diadakan serialisasi (urutan) rangkaian babakan menurut zaman.
2. Kronologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu kronos : waktu dan logos : uraian. Jadi kronologis : bentuk penulisan sejarah yang terutama terdiri atas urutan-urutan waktu kejadian atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau menurut pembagian teratur dan yang menempatkan peristiwa-peristiwa di dalam urutan waktu yang tepat.
3. Kronik berasal dari bahasa Yunani, yaitu kronikos : yang berhubungan dengan waktu. Jadi kronik pengertiannya adalah : catatan sejarah seperti tambo dan babad ( sejarah tradisional ) menurut urutan waktu, biasanya dibuat oleh seorang pencatat sejarah istana atau kerabat istana, dimana hal-hal yang kurang baik atau tidak menyenagkan penguasa sedapat mungkin ditiadakan.

    E. FUNGSI DAN KEGUNAAN SEJARAH
    Fungsi sejarah sebagai ilmu dapat digolongkan ke dalam dua macam, yaitu :
    1. Fungsi ilmiah (teoritis), menurut Betrand Russel adalah : untuk memungkinkan kita mengetahui dan mengerti sesuatu, dan memungkinkan kita untuk melakukan sesuatu.
    2. Fungsi praktis adalah : pengajaran atau pendidikan bagi masyarakat umum yaitu untuk meningkatkan pengertian atau pemahaman yang mendalam dan lebih baik tentang masa lampau maupun masa sekarang dalam interelasinya antara masa sekarang dengan masa lampau.

    Menrut Prof. Dr. Noegroho Notosusanto mengklasifikasikan funsi sejarah menjadi empat yaitu :
    1. Fungsi edukatif (mendidik) : pelajaran-pelajaran dari sejarah (peristiwa/kejadian pada masa lampau ) dapat membawa kita kepada kebijaksanaan dan kearifan.
    2. Fungsi instruktif (mengajari) : membantu manusia dalam mengajari untuk menghadapi kehidupan di atas muka bumi. Karena sejarah menyampaikan berbagai kegiatan pengetahuan atau keterampilan masyarakat masa lampau kepada kita untuk ditiru, diteruskan dan dikembangkan atau lebih disempurnakan.
    3. Fungsi inspiratif (ilham) : memberikan ilham atau inspirasi kepada manusia.
    4. Fungsi rekreatif : dapat memberikan kesenangan kepada manusia.

    F. PERANAN SEJARAH DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT
    Peranan sejarah dalam kehidupan masyarakat adalah sebagai penghubung generasi sekarang dengan generasi sebelumnya, karena generasi sekarang dapat mengetahui dan memahami berbagai peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia pada masa lampau atau kehidupan generasi sebelumnya sehingga dapat  mengambil suatu pelajaran atau dijadikan suatu cermin untuk dapat menentukan sikap dan langkah-langkah dalam kehidupannya di masa sekarang  dan untuk masa yang akan datang.

    Jumat, 01 Juli 2011

    BUDAYA SUNDA

    Budaya sunda nyaeta adat istiadat urang sunda atawa kabiasaan urang sunda  anu tetep aya ajen luhurna jeung bisa dimanfaatkeun ku urang sunda, salain kitu budaya sunda oge  bakal ngamumule kahirupan jelema ku bogana kabudaayaan  atawa adat kabiasaan. Urang salaku urang sunda kudu ngamumule kabudayaan urang sorangan sangkan urang bisa majukeun  atawa ngembangkeun adat budaya sunda. Budaya oge mangrupakeun sakabeh perkara anu sipatna kumplit tina pangaweruh kapercayaan seni moral jeung hukum.
    Adat istiadat kabiasaan dina kahirupan sapopoe anu sok dilakukeun aya proses budaya pamikiran.kaayaan jaman kiwari dina kahirupan.
    Urang sunda nyata enggeus beda pisaan tina kabiasaan anu aslina. Kusabab aya kabudayaan anu dianggap leuwih pastina enggoning ngalakonan kahirupan. Dina masarakat budaya sunda baheula. Masih taat jeung sieun ku ngaran pelaturan tapi ku ayeuna masarakat sunda loba ngarumpak jeung loba mengpelehekeun kana ngamumule kabudaayan asli.
    Dina jaman baheula kabudayaan sunda dijeun tetegenan enggoning ngalaksanakauen kabiasaan hirup. Tapi kujaman kiwari masyarakat sunda geus poho kana warisan kolot baheula. Kukaayaan barobahna kabiasaan anu sahubungan jeung kabudayaan iyeu mangrupa hiji tugas urang salaku urang sunda. Ku baronahana anu samodel kieu urang perlu waspada jeung ati-ati dina ngajalankeun kahirupan. Kusabab lamun urang mengpelehe dina parubahan kabudaayan bakal jadi cirri yen urangteh hiji bangsa anu leungit jati dirina.
    Dina zaman baheula anu sahubungan dina kabudaayan aya hiji kabiasaan atawa pangadatan anu sok jadi mamala lamun dirumpak atawa jadi matak picilakaeun. Anu mana kabiasaan dina pajangjian jeung kabiasaan anu sok dilakukaeu lamun aya hiji permasaahan ku karuhuhun urang, lamun hese beres hiji masalaha sok diaya keun hiji janji anu meungkeut ka dirina jeung ka katurnanna. Hal anu samodel kieu sok disebut pacaduan dina kabudaayan sunda. Anu tungtugna lamun riumpak sok ngakibatkeun hiji mamala nau kacida rosana pikeun dirina boh katurunana.
    Aya deui dina kabudaayan sunda anu sok dosebut ku pamali, anu mana eta hiji kapamalian teh sok disangkut pautkeun jeung kahirupan dina sapopoe.

    Sumber:
    Wawancara dilakukeun tangal 10 Agustus 2010
    NARASUMBER : Ayi Birun
    Umur                   : 45 Taun
    Hal anu ditanyakeun: pacaduan urang Cibolang benghar
    Dina hiji mahsa kurang lewih taun 30an. Urang Cibolang jelemana kabeh beurat benghar. Salah sahiji jelema anu diangap paling beunghar nyaeta Mama Rosyad, manehna nepikeun ka boga sawah opat desa.  Lamun datang mangsa panen pare. Tukang gacong tuluy-tuluyan lima poe lima peting teu eureun-eureun  ngala pare. Ku alatan beungharna Mama Rosyad dina hiji usum parena kebeh hasil panen parena dibikeun ka warga kampung Cibolang, kusabab pare geus teu ka asupkeun di leuit. Cenahmah parene nepi ka baruruk kusabab teu ka poe ku saking lobana. Kitu jeung kitu rizkina Mama Rosyad dina ungal taun. Dina hiji mangsa aya tatangana anu teu bisa disebutkeun ngarara ngarasa sirik ku rizkina Mama Rosyad, manehna hayang nyaingan kana harta jeung banda Mama Rosyad. Ahirna manehna usaha indit ka kota. Teu kungsi lima taun manehna balik. Kusabab dina salila lima taun usaha dikota geus bisa meuli harta sarapatna tina lobana harta Mama Rosyad. Saenggeusna aya dikampung manehna usaha ngabanar pare. Hasil panen tina sawah Mama Rosyad dibeuli kumaneha. Dina salila sapuluh taun tatangaa Mama Rosyad usaha kana pare aya dina kapinunjulan. Ampir satengah harta Mama Rosyad kabeuli kumanehna.
    Sanajan kitu sipat tamak jeung kadedemes jelema bakal ngarasa kurang ku  ngaran harta. Tatanga Mama Rosyad ngarasa sipat hayang ngapimilik kabeh harta anu dipimilik ku Mama Rosyad. Manehma mikir kumaha carana sangkan hartana kabeh beak ku manehna. Dina hiji mangsa manehna indit ka Pameungpeuk (daerah laut pakidulan) pikeun neangan pare. Keur cadangan manehna. Dina saenggoning perjalanan papanggih jeung hiji aki-aki anu geus cukup kolot. Pendekna carita manehna ngobrol nagadweung jeung aki.
    Panguneuman kurang lewih samodel kieu”
    Aki-Aki           : “ nuju naon kasep”
    Ki Nahas         : eh aki, kuring teh keur neangan barang keur jualeun ka kota”
    Aki-Aki           : “ kana naon dagang teh kasep”?
    Ki Nahas         : “kana pare”
    Aki-Aki           : “kumaha usaha the aya dina kalancara kasep:
    Ki Nahas         : “ Alhamdulillah ki”
    Aki-Aki           : nuhun kasep atuh ari aya dina kapinujulan mah.
    Trus Ki Nahas malik nanya ka aki-aki eta
    Ki Nahas         : Ari aki bade kamana”
    Aki-aki            : ah aki mah keu we ngalalakon nuturkeun inung suku”
    Ki Nahas         : ah aki mah bisa wae”
    Cinekna carita dina paguneman Ki Nahas ngajurus kana tatanya kumaha carana hayang ngalinglungkeun anu ngaran Mama Rosyad. Nya si aki mere bongbolongan ku jalan kudu indit kahiji tempat gunung wayang anu ayana di Bungbulang. Nya ku Ki Nahas sakumaha saran eta aki-aki dilakonan, manehna indit ka gunung wayang anu aya di Bungbulang.
    Singkatna carita Ki Nahas saeunggeusna ti gunung wayang balik ka Cibolang. Geningan Allahu nyubadanan sakumaha nau dipimaksud ku Ki Nahas diijabah ku Gusti. Abong paribahasa Allah nagugu kana kahayang mahlukna. Tah paribahasa iyeu  ngeunaan ka Ki Nahas.
    Mama Rosyad usahana bangkrut hartana dijualan kusabab dipake hirup sapopoe. Cinekna carita Ki Nahas jadi raja kaya di kampung Cibolang. Jeung anu leuwih sedih pikeun Mama Rosyad Ki Nahas nagdadak hirpuna sombong khusuna kakeluarga Mama Rosad.
    Ahirna carita yen Ki Nahas indit ka gunung wayang di Bungbulang kasebar tepi kana ceuli Mama Rosyad. Tapi kusabab Mama Rosyad jalmana anu pinuh ku elmu pangaweruh teu percaya kitu bae tapi ku ningali galagat Ki Nahas anu samodel kitu. Ahirna Mama Rosyad garasa panasaran. Anjeuna nalungtik kana galagat Ki Nahas hayang ngabuktikuen. Sakumaha omongan masyarakat teh nyalahan Ki Nahas nyeungeut menyan susuguh kaperego ku Mama Rosyad. Mama Rosyad teu cicingeun. Ngingetan yen pagawean samodel kitu the musrik. Ajaran agama islam nyalahkeun pagawean nyembah salian ti ka Allah. Tapi Ki Nahas teu ngadenge kana panggeuing Mama Rosyad. Dina hiji poe pasea paloba-loba omong antara maranehna kajadian. Mama Rosyad jeung Ki Nahas pasea. Akhirna eta pasea Ki Nahas dikucilkeun ku masyarakat sakampung Cibolang. Terus masyarakat sakampung Cibolang ngayakeun hiji rempugan anu kasimpulana pacaduan urang Cibolang kudu hirup beunghar. Jeung pacaduan urang Cibolang kudu hirup miskin malarat rosa. Lamun urang Cibolang hayang hirup beurat beunghar kudu kaluar ti kampung Cibolang. Cinekna carita warga masarakat Cibolang ngalakukaeun hiji kagiatan sumpah janji  anu dipingpin ku Mama Rosyad  tur disaksikeun ku masarakat sakampung Cibolang neukteuk leukeur meulah jantung ngucapkeun sumpah pacaduan dugi ka ayeuna mitos kampung Cibolang seolah-olah lumaku ka warga masarakat Cibolang. Ka asup simkuring salaku pangeusi kampung Cibolang. Seueur kabuktosan unggal warga Cibolang hirupna menyat beunghar, teu weleh usahana ancur, atawa jelemana gering dugi ka gelo. Sareng unggal masyarakat Cibolang hirupna miskin teu weleh aya raja kaya ngabantu dugi ka mere imah.

    DU’A KHATAMUL QUR’AN

    Mugi gusti kersa nambihan
    Rohmat ka abdi sadaya
    Sareng mugi ieu Qur’an
    Dijanjtenkeun imam sareng cacaang
    Pitulung sareng rohmat
    Kanggo urang sadaya
    Mugi gusti nambihan
    ilmu nu ka khilafan
    Sareng terang sagala kabodoan
    Mugi gusti ngarizkian ka abdi sadaya
    Ku tiasa, ngaos kana Al-Qur’an
    Dina tengah-tengah wengi
    sareng enjing-enjing
    sareng pasosonten
    Mugi dijantenkeun hujjah
    He dzat nu ngurus alam